Template by:
Free Blog Templates

Kamis, 14 Juni 2012

Bahasa Indonesia Pert-12-13



Kutipan, Catatan Kaki, Daftar Pustaka

Kutipan, Catatan Kaki, Daftar Pustaka
A. KUTIPAN
_ Pinjaman pendapat dari seseorang, baik yang berupa tulisan dalam buku, majalah, surat khabar, jurnal, bentuk tulisan lainnya, serta dalam bentuk lisan, seperti hasil pidato dan sebagainya.
_ Fungsi:
_ Landasan teori
_ Penguat pendapat penulis
_ Penjelasan suatu uraian
_ Bahan bukti untuk menunjang uraian
Ada 2 cara mengutip yaitu:
1. Kutipan langsung
2. Kutipan tidak langsung
1. Kutipan langsung
Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain seperti aslinya.
2. Kutipan tidak langsung
_ Mengutip pendapat/buah pikiran orang lain dengan bahasa penulis sendiri
_ Dalam kutipan ini telah terjadi perubahan bahasa dari aslinya dan diutarakan dengan gaya bahasa penulis.
_ Untuk menunjukkan bahwa naskah tersebut kutipan, diikuti dengan nama pengarang dan tahun

B. Catatan Kaki
1. Fungsi
Menunjukkan sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang terdapat dalam tulisan ilmiah.
2. Pemakaian
_ Mendukung keabsahan penemuan atau pernyataan
_ Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang  sama dibahas di dalam tulisan
3. Penomoran
- Menggunakan angka arab (1,2, dan seterusnya) di bagian belakang yang diberi catatan kaki dan ditulis dengan teknik superscripts.
4. Penempatan
- Langsung di belakang bagian yang diberi catatan kaki.
- Yang umum adalah meletakkan di bagian bawah halaman atau pada akhir bab.

_ Ibid
_ Singkatan dari Ibidum = sama dengan diatas.
_ Ibid dipakai apabila kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahului (tidak disela oleh sumber lain), meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.
_ Ibid tanpa nomor halaman dipakai bila bahan yang dikutip diambil dari nomor halaman yang sama.
_ jika bahan yang diambil (dikutip) dari nomor halaman yang berbeda, maka digunakan ibid dengan nomor halamannya. Ibid tidak boleh dipergunakan bilamana diantara dua sumber terdapat sumber lain, dan dalam hal ini dipakai op.cit. atau loc.cit.

_ op.cit
_ Singkatan dari opere citati = karya yang telah dikutip.
_ Dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap tetapi telah diselingi oleh sumber lain. Pemakaian op.cit harus diikuti nomor halaman yang berbeda.
_ Kalau dari seorang penulis telah disebut dua macam buku atau lebih, maka untuk menghindarkan kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang dimaksudkan dengan
_ mencantumkan nama penulis diikuti angka romawi besar (I, II, III, IV, ……….dst) pada “footnote” sesudah tahun penerbitan di antara dua tanda kurung.

_ loc.cit
_ Singkatan dari loco citati = tempat yang telah dikutip.
_ dipergunakan kalau menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi diselingi oleh sumber lain.
_ Nomor halaman tidak dicantumkan dalam penggunaan loc.cit, oleh karena nomor halaman itu
dengan sendirinya sama dengan nomor halaman dalam karya yang disebut sebelumnya.

C. DAFTAR RUJUKAN/REFERENSI/ DAFTAR PUSTAKA
_Merupakan daftar acuan/daftar rujukan yang dirujuk oleh penulis dalam karya tulis ilmiahnya
_Merupakan bagian dari sikap ilmiah
_Memerlukan kecermatan & ketelitian

Format Vancouver
_ Menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi).
_ Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan
_ Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan di bidang kedokteran dan kesehatan.

Format Harvard
_ Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan
berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam
naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf miring. Membuat daftar rujukan
_ Urutan penulisan rujukan adalah: nama pengarang, tahun, judul, kota terbit, penerbit.
_ Penulisan pengarang diawali nama keluarga
_ Urutan penulisan dipisahkan dengan separator dengan titik (.) atau koma (,).
_ Judul ditulis huruf miring (italic) atau garis bawah (underline)
_ Pada daftar rujukan, rujukan ditulis urut abjad nama pengarang
_ Jarak antar rujukan 2 spasi, sedang antar baris dalam 1 rujukan 1 spasi


D. Membuat tabel, grafik dan gambar

Tabel
_ Sederhana dan dipusatkan pada satu ide pokok
_ Jika lebih dari setengah halaman, ditempatkan pada halaman tersendiri
_ Diberi identitas (nomor dan nama) di atas tabel
_ Nomor tabel ditulis dengan angka arab
_ Jika tabel lebih dari satu halaman, kepala tabel harus diulang pada halaman selanjutnya.
Grafik dan Gambar
_ Sederhana dan dipusatkan pada satu ide pokok.
_ Jika lebih dari setengah halaman, ditempatkan pada halaman tersendiri.
_ Diberi identitas (nomor dan nama) di bawah grafik/gambar.
_ Nomor grafik/gambar ditulis dengan angka arab.
_ Jika grafik/gambar lebih dari satu halalaman, kepala grafik/gambar harus diulang pada halaman selanjutnya.

Bahasa Indonesia pert-11


Penulisan Karangan Ilmiah

Penulisan Karangan Ilmiah
Macam Karangan
► Karangan non ilmiah : karangan yang tidak terikat pada karangan baku
Misal: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama
► Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer: karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non-ilmiah
Misal: artikel, editorial, opini, reportase
► Karangan ilmiah: memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa.
Misal: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi
Karangan Ilmiah
►Karangan ilmiah adalah karya tulis yang didalamnya berisi gagasan ilmiah, disusun dengan menggunakan bahasa ilmiah, berdasarkan hasil penyelidikan/fakta-fakta ilmiah, dapat dibuktikan secara empiris, dan ditulis dengan teknik penulisan ilmiah.
►Penyusunan dan penyajian karya didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan

Manfaat Penyusunan Karangan Ilmiah
►Penulis akan terlatih mengembangkan ketrampilan membaca yang efektif.
►Penulis akan terlatih mengembangkan hasil bacaan dari berbagai sumber bacaan.
►Penulis akan dapat meningkatkan ketrampilan dalam mengorganisasikan fakta secara jelas dan sistematis.
►Penulis akan memperoleh kepuasan intelektual
►Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

Sikap Ilmiah
►Ingin tahu
►Kritis
►Terbuka
►Obyektif
►Menghargai orang lain
►Berani mempertahankan kebenaran
►Menjangkau ke depan
Ciri-ciri Karangan Ilmiah
►Menyajikan fakta obyektif
►Penulisan cermat
►Tidak mengejar keuntungan pribadi
►Sistematis
►Tidak emotif
►Selalu didukung oleh data
►Memuat kebenaran
►Tidak melebih-lebihkan sesuatu
Bahasa Tulis Ilmiah
►Merupakan gabungan dari ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah
►Ragam bahasa tulis
_ Kosa kata yang digunakan dipilih dengan cermat
_ Pembentukan kata dilakukan dengan sempurna
_ Dibentuk dengan struktur yang lengkap
_ Paragraf dikembangkan dengan satu dan padu
►Ragam bahasa Ilmiah
_ Cendikia
_ Lugas
_ Jelas
_ Formal
_ Bertolak dari gagasan
_ Obyektif
_ Konsisten
Cendikia
►Mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis.
►Ketepatan dan keseksamaan penggunaan kata

Proses Hasil
_ Pemaparan – paparan
_ Pembahasan- bahasan
Lugas
►Diungkapkan secara langsung
Jelas, Bertolak dari Gagasan, Formal
►Jelas: Tidak menggunakan kalimat yang bertele-tele
►Bertolak dari Gagasan: tidak melenceng
►Formal:
_ Adanya kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat)
_ Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan Benar

Obyektif, Konsisten
►Obyektif : Tidak emosional dan memihak
►Konsisten: penggunaan istilah dan penyebutan

Bahasa Indonesia Pert-10



Tema, Topik, Judul Tulisan Dan Kerangka Karangan

Tema
• Tema dapat berarti “sesuatu yang telah diuraikan”
• Berasal dari bahasa Yunani : Thitenai yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan”.
• Pengertian tema dapat dilihat dari dua sudut:
– Sudut karangan yang telah selesai
– Sudut proses penyusunan sebuah karangan
• Dari sudut karangan yang telah selesai :
– Tema adalah amanat utama yang diampaikan oleh penulis melalui karangannya
• Dari sudut proses penyusunan karangan :
– Apa pokok pembicaraannya
– Apa tujuan/tesis yang akan dicapai?
– Tema adalah suatu perumusan dari topic yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik.
• Tema merupakan amanat yang akan disampaikan oleh penulis.
• Bisa berupa tema pendek dan tema panjang
• Tema pendek : berbentuk kata/frasa

Topik
• Topik: pokok pembicaraan/pokok permasalahan.
• Bersifat lebih khusus/konkret karena pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari tema.
• Ciri-ciri topik:
– Bersifat umum dan belum terurai
– Harus sesuatu yang nyata/tidak boleh abstrak

Judul
• Merupakan penjabaran/perincian dari topik
• Bersifat lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah
• Topik dapat menjadi judul karangan
• Syarat-syarat judul yang baik:
– Harus relevan/bertalian dengan tema
– Harus “provokatif”/menarik
– Harus singkat

Kerangka Karangan
• Merupakan rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan
• Berfungsi untuk mengarahkan
• Dibentuk dengan menggunakan system tanda atau kode tertentu
• Macam kerangka karangan:
– Kerangka topik
– Kerangka kalimat

Kerangka Topik
• Terdiri atas kata, frasa, dan klausa
• Tidak memerlukan tanda akhir titik karena tidak memerlukan kalimat lengkap

Kerangka kalimat
• Unsur-unsurnya berupa kalimat lengkap
• Bersifat resmi
• Memerlukan tanda akhir titik
Pola Penyusunan Kerangka
Karangan
• Pola Alamiah : berdimensi ruang dan waktu
– Urutan ruang : pola penguraian yg menggambarkan keadaan suatu ruang
– Urutan waktu : berdasarkan urutan kejadian/kronologis
• Pola Logis
– Klimaks – antiklimaks
– Sebab – akibat
– Pemecahan masalah
– Umum – khusus
1. Pola Alamiah
Pertama disebut alamiah karena penyusunan unit-unit bab dan subbabnya memakai pendekatan alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Yang dimaksud dengan urutan ruang adalah pola penguraian yang menggambarkan keadaan suatu ruang : dari kiri ke kanan,dari atas ke bawah, dan seterusnya; sedangkan urutan waktu adalah penguraian berdasarkan urtan kejadian suatu peristiwa/rangkaian peristiwa secara kronologis.
a. Urutan Ruang
Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsika suatu tampat atau ruang,umpamanya kantor, gedung, stadion, lokasi/wilayah tertentu. Deskripsi suatu gedung dapat dimulai dari lantai dasar sampai kelantai tertinggi. Stadion/lapangan sepak bola dapat dideskripsikan dengan urutan timur-barat, utara-selatan. Berikut adalah contohnya:
Topik: Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Jawa
A. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
B. Banjir di Jawa Tengah
1. Daerah Semarang
2. Daerah Pekalongan
II. Banjir di….
b. Urutan Waktu
Urutan waktu yang dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangkaian peristiwa. Kerangka karangan tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu dapat divariasikan dengan susunan terbaik, dari akhir peristiwa mundur ke awal peristiwa (flashback). Contoh:
Topik: Riwayat Hidup Rabindranath Tagore
1. Jati diri Rabindranath Tagore
2. Pendidikan Rabindranath Tagore
3. Karier Rabindranath Tagore
4. Akhir Hidup Rabindranath Tagor
Berdasarkan kerangka diatas dapat dibuatkan karangan singkat yang terdiri atas satu alinea; satu buku yang terdiri atas empat bab. Begitulah pentingnya membuat kerangka karangan sebelum mengarang.
2. Pola Logis
Diatas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berfikir manusia. Cara berfikir ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda-beda bergantung pada sudut pandangn dan tanggapan penulis terhadap topik yang akan ditulis. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimas, sebab-akibat, pemecahan masalah dan umum-khusus.

Contoh 1 (Urutan Klimaks)
Topik: Kejatuhan Soeharto
I. Praktik KKN Merajalela
II. Keresahan di Tengah Masyarakat
III. Kerusuhan Sosial Dimana-mana
IV. Tuntutan Reformasi Menggema
V. Kejatuhan Yang Tragis

Contoh 2 (Urutan Sebab-Akibat)
Topik: Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di Tanah Tinggi
2. Penyebab Kebakaran
3. Kerugian Yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4. Rencana Rehabilitas Fisik

Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah)
Topik: Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ecstasy
Pengaruh Ecstasy Terhadap Syaraf Pemakainya
Pengaruh Ecstasy Terhadap Masyarakat
Gangguan Kesehatan Masyarakat
Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
4. Simpulan dan Saran

Contoh 4 (Urutan Umum-khusus)
Topik: Komunikasi Lisan
I. Komunikasi dan Bahasa
II. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya
A. Kemampuan Kebahasaan
1. Olah Vokal
2. Volume dan Nada Suara
B. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
2. Gerakan Anggota Tubuh
III. Praktik Komunikasi Lisan…………
IV. ………….


Bahasa Indonesia Pert-9



Pengembangan Alinea
Pengembangan Alinea
Berkaitan dengan :
►Posisi kalimat topik
►Fungsi alinea
►Sifat informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif, atau ekspositoris)

Pengembangan Alinea
►Metode Definisi
►Metode Proses
►Metode Contoh
►Metode Sebab-akibat/ akibat-sebab
►Metode Umum-khusus/ khusus-umum
►Metode Klasifikasi
►Metode Perbandingan
Metode Definisi
Apa dan siapakah pahlawan itu? Pahlawan adalah orang yang berpahala. Mereka yang berbuat baik, melaksanakan kewajiban dengan baik, berjuang tanpa pamrih adalah pahlawan.
Pahlawan tidak menuntut balas jasa, tidak ingin dihargai, tidak meminta pengakuan dari orang lain. Mereka berbuat berdasarkan idealisme, cita-cita luhur, berjuang untuk kepentingan umum, membela nusa, bangsa dan negara. Pahlawan sejati adalah pahlawan yang tidak ingin disanjung dan dijunjung.

Metode Proses
Cara pertama untuk membuat semen melalui proses basah yaitu dimulai dengan mencampur semua bahan baku dengan air. Setelah itu, dihancurkan. Kemudian bahan yang sudah dihancurkan tadi dibakar menggunakan bahan bakar minyak. Karena membutuhkan banyak BBM, proses ini sudah jarang dilakukan oleh produsen semen.

Metode Sebab-akibat/ Akibat-sebab
Sebab-akibat
Kasus kerusuhan Batam lebih banyak dipicu oleh perlakuan diskriminatif terhadap pekerja
Indonesia. Dikatakan diskriminatif karena upah yang tidak sama antara pekerja Indonesia dan
tenaga asing dengan tugas yang sama. Selain itu, sering diperlambatnya pembayaran upah serta berlarut-larut menyelesaikan persoalan berkaitan dengan buruh. Akibatnya, pekerja Indonesia menjadi mudah emosi dan puncaknya adalah terjadinya kerusuhan tersebut.

Akibat-sebab
Dia terpaksa tidak masuk sekolah hari ini. Sudah beberapa hari ibunya sakit. Ayahnya yang dinanti-nantikan kedatangannya dari Jakarta, belum tiba. Adik-adiknya yang masih kecil tidak ada yang menjaga.

Bahasa Indonesia pert-8




ALINEA / PARAGRAF


Alinea / Paragraf
> Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
>Tetapi dimungkinkan juga alinea yang hanya satu kalimat.


Contoh :
Otakku penuh, badanku lemah tak bertenaga. Aku bingung, tak tahu harus bagaimana menghadapinya. Aduh…, bagaimana aku menghadapi hari esok? Malam semakin larut, aku masih tetap duduk disini memikirkan semuanya.

 Berdasarkan fungsinya, struktur alinea diklasifikasikan dalam 2 macam :
1. Kalimat topik/kalimat pokok
2. Kalimat penjelas/pendukung
Ciri-ciri Kalimat Topik:
-Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut;
-Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri;
-Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;
-Dapat dibentuk tanpa bantuan kata Sambungan



Ciri-ciri Kalimat Penjelas

-Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);
-Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain
dalam satu alinea;
-Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi;
-Isinya berupa rincian, keterangan, contoh serta data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik



Persyaratan Paragraf / Alinea

-Perlu kesatuan
-Perlu kepaduan.
-Kesatuan => membicarakan satu gagasan
-Kepaduan => seluruh kalimat saling terkait, mendukung gagasan tunggal
-Berguna untuk memudahkan dalam memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam suatu karangan.



Jenis Alinea

>Menurut posisi kalimat topiknya:
– alinea deduktif
– alinea induktif
– alinea deduktif-induktif
– alinea penuh kalimat topik

>Menurut sifat isinya
– alinea persuasif
– alinea argumentatif
– alinea naratif
– alinea deskriptif
– alinea ekspositoris

>Menurut fungsinya dalam karangan
– alinea pembuka
– alinea pengembang
– alinea penutup

Alinea Deduktif
-Kalimat utama terletak di awal paragraf
-Menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu (urutan khusus ke umum)

Contoh :
Kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik.
Kebudayaan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran dan ada yang berupa wujud tingkah laku.



Alinea Induktif

-Kalimat utama terletak di akhir paragraf
-Menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu (urutan umum ke khusus)


Contoh :
Contoh hasil kebudayaan fisik adalah patung, bangunan, lukisan. Sedangkan hasil kebudayaan yang berwujud tingkah laku diantaranya adalah sikap, kebiasaan, dan adat istiadat. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik.



Alinea

Alinea Deduktif – Induktif :
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir alinea.


Contoh :
Kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik.
Kebudayaan fisik cukup jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran dan ada yang berupa wujud tingkah laku. Oleh karena itu, untuk membicarakan kebudayaan harusnya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik.



Alinea

>Alinea Penuh Kalimat Topik :
– Bila seluruh kalimat yang membangun alinea sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat tersebut menjadi kalimat topik.
– Sering dijumpai dalam uraian bersifat deskriptif dan naratif, terutama dalam karangan fiksi.


Contoh :
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu
menjadi bola api membentuk cendawan membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya. (Intisari, Feb.1996 dalam Keraf, 1980:74)