Template by:
Free Blog Templates

Kamis, 29 Maret 2012

Bahasa Indonesia Pert-2

TATA EJAAN DAN PILIHAN KATA

v            TATA EJAAN
EJAAN dan MENGEJA
Ejaan ≠ Mengeja

Ø  Ejaan
Seperangkat aturan/kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa

Ø  Mengeja :
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.
Ejaan = rambu-rambu yang harus dipatuhi
Mengeja = pelafalan sesuai rambu yang Ditentukan

   Ruang Lingkup EYD:
1. Pemakaian huruf
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca (pungtuasi)

   Pemakaian Huruf
Membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa :
Ø   Vokal
Ø   Konsonan
Ø   Pemenggalan
Ø   Nama diri
Ø   Abjad (a,b, c,… z -- A, B, C, … Z)
Ø   Vokal (a, i, u, e, o -- A, I, U,E, O)
Diftong (gabungan dua vokal) =>  ai, au, oi => menciptakan bunyi yang berbeda dengan lafal aslinya.
Contoh: saudara, bantai (bantay), kacau (kacaw), amboi (amboy) => diftong
mulai, namai, semua => bukan diftong (diucapkan ai)
- Ramai
- Pulau
- Limau
- Pandai
- warnai
- semua
- Bau
Ø   Konsonan (b, c, d, … -- B, C, D,…)
Diagraf (gabungan konsonan)  => kh, ng, ny, sy
Contoh:
khusus, ngilu, anyam, syair
Ø   Pemenggalan
1. Pemenggalan kata dasar
a. Jika di tengah kata ada dua huruf vokal berurutan
contoh: di-a, do-a, ta-at
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan
contoh: ta-bu, ka-wan, ca-tur
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan berurutan
contoh: ap-ril, swas-ta, han-dal
d. Jika di tengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan
contoh: ab-sor-bsi, kon-klu-si, in-struk-si
2. Pemenggalan imbuhan
awalan dan akhiran, yang ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal:
contoh: ba-ca-lah
me-la-ri-kan
pra-sa-ra-na
3. Pemenggalan kata gabungan
kata yang terdiri lebih dari satu unsur, dapat dipenggal:
contoh: bio-data atau bio-da-ta
intro-speksi atau in-tro-spek-si
4. Pemenggalan khusus
kata yang mengandung sisipan (-el, -er, -em, -in), dapat dipenggal

   Pemakaian Huruf
Ø  Nama diri
Penulisan nama diri harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus.
contoh:
1. Pemakaian biasa
Rumahnya di Jalan Pajajaran No. 5.
Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.
2. Pemakaian dengan pertimbangan khusus
Ayahku dosen Universitas Padjadjaran Bandung
Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908

Ø  Nama diri
Untuk penulisan kata biasa bukan nama diri, untuk unsur kumia ditulis seperti apa adanya, selain itu diganti ks.
contoh:
1. Unsur kimia, ditulis apa adanya
xenon (unsur kimia), Sinar x (istilah ilmu pengetahuan)
x1, x2, x- (istilah dalam matematika), satuan volt, watt
2. Kata-kata biasa bukan nama diri
export ditulis ekspor, extra ditulis ekstra,
complex ditulis kompleks, taxi ditulis taksi

Ø  Nama diri
Penulisan nama orang berlaku ketentuan khusus, yaitu mengikuti kebiasaan orang yang punya nama meskipun menyalahi EYD
contoh:
Judi => Yudi =>  Yudhi
Judie => Yoedie  => Yudhie
Judy => Yudy => Yoedhy
Judhy => Yoedy => Yoedhie

  Penulisan Huruf
Ø Huruf Kapital
1. Dipakai untuk huruf pertama awal kalimat
2. Dipakai untuk huruf pertama petikan langsung
3. Dipakai untuk huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan (Yang Mahakuasa, Quran, Weda, hamba-Mu,..)
4. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama (Raden …, Haji …, Nabi…, dll.)
5. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang/pengganti nama orang/instansi/nama tempat (Presiden Yudoyono, Menteri Pertanian, Gubernur Bali)

  Penulisan Kata
Ø   Kata Dasar
Ø   Kata Turunan
Ø   Bentuk Ulang
Ø   Gabungan Kata
Ø   Kata Depan di, ke, dari
Ø   Kata Sambung si, sang
Ø   Singkatan dan akronim
Ø   Angka & Lambang Bilangan

  Kata Dasar
Ditulis sebagai satu kesatuan
Misal:
Buku itu sudah saya baca
Kalimat di atas dibentuk dari 5 kata dasar

  Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya
Misal:
ketetapan
sentuhan
mempertanyakan
2. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan/akhiran ditulis serangkai dengan kata dasar
Misal:
diberi tahu
bertanda tangan
beri tahukan
3. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan dan akhiran sekaligus, ditulis serangkai dengan kata dasar
Misal:
memberitahukan
ditandatangani
melipatgandakan


   Bentuk Ulang
ditulis secara lengkap dengan mengunakan tanda hubung
Misal:
anak-anak
berjalan-jalan
porak-poranda

  Gabungan Kata
1. Gabungan kata (kata majemuk), unsurunsurnya ditulis terpisah.
2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah pengertian, ditulis   dengan tanda hubung.
3. Gabungan kata yang hubungannya sangat padu, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua kata)
4. Salah satu unsur gabungan kata dipakai dalam kombinasi, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua kata)

  Kata Ganti ku, kau, mu, nya
Kata ganti ku dan kau (dari aku dan engkau) ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya

   Kata Depan di, ke, dari
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam
gabungan kata yang dianggap sbg satu kata
Misal:
di sini di mana di rumah
ke luar ke dalam ke depan
kepada daripada kemari
Dia berasal dari keluarga terpelajar
Catatan: di sbg awalan ≠ di sbg kata depan

  Kata Sambung si, sang
- kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

  Singkatan dan akronim
a. Menyingkat satu kata pakai satu titik
Misal:  nomor disingkat no.
halaman disingkat hal.
b. Menyingkat dua kata pakai dua titik
Misal:  atas nama disingkat a.n.
opere citato disingkat op.cit.
Catatan:
Singkatan nama dari huruf awal tanpa titik
Misal: Perseroan Terbatas disingkat PT
Amerika Serikat disingkat AS

  Angka & Lambang Bilangan
a. Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor.
b. Digunakan untuk menyatakan:
- ukuran panjang, berat, isi (3 ons, 4 hektar)
- satuan waktu (pukul 15.30)
- nilai uang (500 Yen)
- kuantitas (jumlah)

0 komentar:

Posting Komentar